Masuk

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kampus UNPAM Di Soalkan..! Ada Apa sih

Minggu, 21 Maret 2021 | Maret 21, 2021 WIB Last Updated 2021-03-21T11:36:04Z


Tangerang-liputan 86.com, Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IV-B/Banten kepada Wali Kota Serang Syafrudin tentang keberadaan Universitas Sutomo di Serang seharusnya tak disikapi berlebihan dan intervensi kekuasaan. 


Alasannya, rakyat pun perlu mendapatkan fasilitas akses pendidikan terjangkau. Pernyataan APTISI wilayah Banten yang keberatan dengan adanya 

statement meragukan kualitas kampus dengan biaya murah. Dan Penolakan

pembangunan kampus Unpam di Kota Serang yang dilakukan oleh APTISI 

sangat tidak mendasar. menilai alasan APTISI Banten yang menolak 

pembangunan kampus karena biaya murah merupakan bentuk penyebaran 

informasi bohong yang tidak berdasarkan kajian akademis.


Tindakan APTISI Banten yang melakukan audiensi keberatan dengan adanya 

kampus Unpam terhadap Walikota Serang merupakan tindakan yang tidak 

mencontohkan seorang terpelajar. APTISI dianggap tidak pantas mengeluarkan 

pernyataan yang menimbulkan keonaran dikalangan masyarakat. 


Hal ini disampaikan salah seorang mahasiswa magister hukum Universitas 

Pamulang (Unpam), Arief Destyanto, SH. yang menyayangkan pernyataan Wali 

Kota Serang dalam audiensi dengan perwakilan APTISI, senin pekan lalu yang 

berupaya memfasilitasi keluhan dengan menyatakan bakal mempertemukan dua 

pihak.


" Seharusnya rakyat juga diajak. Masyarakat kurang mampu yang seharusnya paling difasilitasi oleh kepada daerah," katanya di Tangerang, Sabtu (20/3/2021).


Untuk diketahui, tukas Arif. Universitas Sutomo sendiri merupakan kampus di bawah Yayasan Sasmita Jaya Grup yang dikenal telah menelurkan Unpam yang juga dikenal sebagai kampus berbiaya murah. Universitas Sutomo berencana hanya mematok biaya Rp150.000 per bulan bagi para mahasiswa S-1. Hal inilah yang dikeluhkan sejumlah kalangan kampus swasta di Serang yang membuat aduan kepada sang wali kota.


Menurut Arief, adanya kampus dengan biaya kuliah murah dengan kualitas 

mumpuni merupakan harapan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya kalangan kurang mampu. 


"Saya sendiri kuliah di Unpam merasa sangat terbantu dengan adanya biaya kuliah terjangkau. Setahun ini saya melihat kualitas pengajarannya baik dan profesional. Jadi, rasanya pemerintah perlu mendukung kampus-kampus yang membuat program perkuliahan murah sekaligus berkualitas".Jelasnya


Masih kata Arif, Keberadaan kampus sejatinya berdasarkan penawaran kualitas. Pasar memiliki kriterianya masing-masing, sehingga baginya masyarakat kurang mampu juga bisa mendapatkan kesaman hak atas akses pendidikan.




"Dari data yang ada, setiap tahun jumlah lulusan SMA/SMK itu lebih 3,5 juta orang, sementara daya tampung 

masuk perguruan tinggi hanya sekitar 1,8 juta orang. Rasanya melihat pasar yang 

begitu besar tak perlu jadi masalah besar," ujarnya.


Ditempat lain Dosen dan Advokat, Susanto yang merupakan alumnus Magister Manajemen dan Magister Hukum Unpam menyatakan, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang mendapat jaminan konstitusi.


"berdasarkan Pasal 31 ayat (1) UUD 1945. Harusnya negara hadir untuk pendidikan terutama bagi warga yang kurang mampu atau termarginalkan," katanya.


Dirinya pun mengkritisi pemimpin daerah untuk aktif mendekatkan pendidikan 

kepada masyarakat. "Selaku pimpinan daerah semestinya turut membantu dan

menyukseskan pendidikan berbiaya terjangkau. Soal pilihan itu rakyat yang 

menentukan. Saya kira Unpam sendiri yang sekarang dalam posisi peringkat 97 

versi penilaian Dikti sudah membuktikan kualitas," katanya.


(Aris/red)