Rote, liputa86.com - “Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat.
Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu”
(Amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman, Yogyakarta, 1 Januari 1946).
Mencermati kalimat dari sekelumit amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman pada tahun 1946 dengan kata kunci “Tentara” dan “Masyarakat” seperti tidak bisa terpisahkan karena antara satu dengan lainnya saling berkaitan layaknya jiwa dan raga.
Jati Diri TNI selain sebagai tentara profesional merangkap sebagai tentara pejuang, tentara nasional dan tentara rakyat.
TNI dalam kiprah pengabdiannya senantiasa menomorsatukan kepentingan rakyat, sesuai slogan “Terbaik Bagi Rakyat, Terbaik Bagi TNI” atau “Bersama Rakyat TNI Kuat, Bersama TNI Rakyat Sejahtera” dengan terus berupaya mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat sebagai senjata ampuh yang dahsyat dalam Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta).
Pada hari Jumat Tanggal 11/0/2023,Tepat pukul 13.00 WITA sampai selesai.
Anggota TNI kodim 1627-03 Rote Ndao.
Membantu Warga Petani Melaksanakan Tanam Guguranca.
Yang Bertempat Di desa oebafok,kecamatan Rote barat Daya,Kabupaten Rote Ndao.
Bersama Babinsa Sertu Armindo Da Silva.
Mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat tidak bisa dilakukan secara “instan”Namun harus “konstan” dipersiapkan secara dini agar senantiasa terpelihara semangat bela negara, kesiapan Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Buatan maupun komponen lainnya yang tercakup dalam bagian Sishanta. Salah satu cara untuk mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat adalah dengan kegiatan Pembinaan Teritorial.
Pembinaan Teritorial (Binter) atau “Ngeter”/ ”adu bako” (istilah tren dari bahasa non formal kalangan prajurit TNI AD) senantiasa digaungkan dalam berbagai kesempatan dan kegiatan prajurit TNI AD tatkala berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.
Berbagai tulisan mengenai kegiatan Binter baik berupa aturan-aturan, buku-buku petunjuk internal TNI AD maupun referensi lainnya menerangkan secara panjang lebar dengan bahasa yang terkadang sulit dipahami oleh prajurit maupun masyarakat awam lainnya.
Intinya Binter itu “Baik-Baik Dengan Rakyat” sesuai slogan yang pernah populer beberapa waktu lalu, akan tetapi apakah sesederhana itu para prajurit TNI AD dan masyarakat dapat memahaminya…?
Timbul pertanyaan kritis yang mempertanyakan “Mengapa Pembinaan Teritorial (Binter) itu termasuk fungsi utama TNI AD ?”. Secara mudahnya dapat disampaikan bahwa Binter termasuk fungsi utama TNI AD karena memang tercantum di dalam naskah Doktrin Kartika Eka Paksi atau “emang dari sononye” (istilah dialek percakapan suku betawi). Sudah barang tentu tidaklah demikian pemahamannya namun untuk memahami Binter sehingga dapat termasuk salah satu dari tiga fungsi utama TNI AD disamping fungsi pertempuran maupun pembinaan postur, memerlukan paradigma/kerangka berpikir yang komprehensif. Pemahaman paradigma tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek,"Babinsa. (Lena)